Sejarah Penyakit Cacar

08/23/2014 13:46

Selama berabad-abad penyakit cacar telah menjadi satu siksaan bagi seluruh dunia. Sering menyebabkan kebutaan, meninggalkan bekas dan sering merenggut nyawa. inilah penyakit yang pertama sekali dicegah dengan imunisasi.

Pada akhir abad ke-18, seorang dokter muda di Inggris bernama Edward Jenner, menjadi tertarik perhatiannya untuk menyelidiki kabar angin yang wanita pemerah susu jarang diserang penyakit cacar. Pada masa itu sapi diperah dengan tangan.

 Dr. Jenner telah mengenal sejenis penyakit yang disebut cacar sapi yang merajalela di antara sapi-sapi. Barangkali karena sering menyentuh tubuh sapi, para wanita pemerah itu terserang penyakit ini, tetapi hanya sekali saja umumnya. Penyakit ini agak lunak, kadang-kadang disertai dengan ruam pada muka, tetapi mereka segera sembuh.

Dr. Jenner mulai memikirkan apakah ada persamaan cacar sapi dengan cacar biasa yang lebih berbahaya. Dia tahu apabila seorang sudah pernah diserang penyakit cacar, dia sudah kebal terhadap serangan kedua. Dia pikirkan sesuatu: apakah serangan cacar sapi tidak membuat reaksi pengebalan dalam tubuh manusia sebagaimana penyakit yang lebih berbahaya?

Bertahun-tahun berlalu sebelum Dr. Jenner berhasil meyakinkan dan mendorong masyarakat tentang teorinya itu, bahwa penyakit cacar dapat dicegah dan bahwa ada hubungan antara penyakit cacar sapi dan cacar biasa.

Metode imunisasinya ialah memindahkan bibit penyakit cacar sapi ke dalam tubuh manusia yang belum pernah terserang penyakit cacar. Ini akan membuat orang itu sedikit merasa sakit, tetapi bertahun-tahun sesudah itu, orang yang mendapat imunisasi itu tidak akan terserang penyakit cacar lagi. Namun untuk mengatasi penyakit kelainan kulit yakni vitiligo, diperlukan cara mengobati vitiligo secara alami karena terbukti memberikan hasil yang efektif dan tidak menimbulkan efek samping yang negatif.

Vaksinasi cacar telah diperhalus sejak zaman Dr. Jenner. Sekarang ini dokter hanya menaruh di atas kulit sedikit vaksin yang sudah dihaluskan, biasanya di atas lengan kiri.

Dengan jarum dia menekan dan melukai kulit di bawah vaksin. Pada orang yang belum pernah mendapat vaksinasi, kulit di tempat vaksinasi itu akan berwarna merah dan tetap begitu selama beberapa hari. Dia akan merasa sakit selama dua atau tiga hari.

Kita bersyukur karena dunia merencanakan program vaksinasi cacar ini, yaitu sejenis penyakit yang sudah hampir dapat dibasmi. Pada tahun 1971, Badan Kesehatan Masyarakat A.S. menasihatkan yang tidak perlu lagi vaksinasi cacar kecuali kalau bepergian ke negara tertentu. Kalau penyakit cacar sekali lagi memasuki A.S., masih cukup waktu untuk memperhatikan amaran Badan Kesehatan Masyarakat dan mengatur program vaksinasi.


Contact

wabahpenyakit